Hari dimana sesudah 2 hari lebaran Idul Fitri, seperti biasa, sudah waktunya kembali ke rutinitas. Mengawali hari dgn kurang begitu semangat. Ya, pastinya karena ku tahu tak ada lagi orang yg selalu ada di hari-hari sebelumnya. Entah apakah hanya untuk sementara saja ia pergi, atau mungkin untuk selamanya ku masih belum tahu.
Dengan sedikit agak ngantuk, ku berjalan ke kamar mandi. Setelah selesai, waktunya untuk sarapan. Namun, yg biasanya selalu ada sbungkus nasi uduk yg dibeli, x ini tidak ada. Ya aku ingat, karena sebagian penjual sedang pergi mudik. Apa boleh buat, karena masih agak terlalu pagi untuk berangkat, ku nyalakan laptop untuk skedar browsing sebentar dan kuputar lagu D'Masiv "Merindukanmu", disertai dgn Ari Lasso "Hampa". Yaa, aku berharap ia jg merasakan yg sama sperti ini.
Berhubung masih agak ngantuk, kucoba nyalakn dispenser untuk membuat secangkir kopi. Sialnya, gulanya pun habis, dan warung pun masih pada tutup. Apa boleh buat, kumatikan lagi dispensernya dan hanya bisa gigit jari. Aku kembali teringat, biasanya kebiasan sebelum bulan puasa, dimana tak sempat ku buat kopi. Aku biasa brangkat lebih awal untuk mampir ke warteg depan kantor hanya untuk sekedar ngopi. Yaa tentu saja di buatkan kopi olehnya. Takkan pernah kulupa momen seperti itu, dbuatkan kopi oleh wanita semanis dia. Dan kni, entah kenapa aku merindukan saat-saat pagi seperti itu.
X ini, aku coba langsung berangkat saja, menyusuri jejak pagi yg manis yg dulu pernah aku rasakan. Hari ini benar-benar tidak seperti biasanya. Jalan yg biasanya ckup ramai kendaraan, kini tampak lenggang. AKu jalankan saja motor dgn pelan, sambil menikmati perjalan pagi yg sepi. Sesampainya depan kantor, aku jalankan lambat motor ku hanya untuk melirik warteg tempat dimana biasa aku mampir dan bertemu dgnnyam kini hnya kosong. Hnya ada tukang yg sedang merenovasi, entah mungkin atapnya yg bocor.
Huft, hari ini benar-benar tidak semangat. Di saat sudah waktunya istirahat, biasanya aku dan teman-teman mampir untuk makan siang d warteg itu, menikmati soto buatannya bersama scangkir teh manis. Sudah lama sekali aku tidak merasakan soto buatannya, yaa selama bulan puasa, soto tidak ada setiap aku mw pesan. Mungkin karena takut tidak habis terjual. Dan sekarang, sesudah bulan puasa, ia sudah tidak ada lg dsni.
Huft, entah sampai kpan aku harus menjalani hari seperti ini. Entah apa aku bisa kuat menjalani hari tanpanya. Tiap x mataku tertuju pada warteg itu, aku selalu teringat akan senyum manisnya. Ingin sekali saat ini bertemu dengannya.
Entah sampai kapan aku bisa menunggunya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar